Mengenai Saya

Foto saya
Milikilah impian, apapun itu. yakinlah semua tercapai karna tidax ada yang mustahil jika kita selalu bersama Tuhan..

Jumat, 02 Desember 2011

KOSTRUKSI KAYU

Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah lingkungan.


Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.

Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic), dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu gergajian. Jika dimaksudkan menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi. Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu. Ilustrasi kekuatan serat kayu dalam menerima beban dapat ditunjukkan pada Gambar 8.1.





8.1.1. Penebangan, Penggergajian dan Pengawetan

Produksi kaA dan penggergajian tipikal (typical sawing).





Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan susut tersebut, hasil gergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas.


8.1.2. Pengeringan Kayu

Kayu baru tebang memiliki kadar air yang tinggi, 200% - 300%. Setelah ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air di luar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25% - 35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water). Kayu dapat di keringkan melalui udara alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln). Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai permintaan. Kadar air kayu untuk kuda - kuda biasanya harus kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (MC 15). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya.





8.1.3. Pengawetan Kayu


Proses ideal olah produk kayu selanjutnya adalah pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara merendam atau mencuci dengan maksud membersihkan zat makanan dalam kayu agar tidak diserang hama. Sedangkan cara lain adalah dengan pemberian bahan kimia melalui perendaman dan cara coating atau pengecatan.


8.1.4. Cacat Kayu

Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur serat yang disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidak teraturan atau cacat yang umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.




Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting (baling), cupping dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.





8.2. Penggolongan Produk Kayu di Pasaran


Saat ini produk kayu sangat beragam. Produk kayu solid/asli umumnya berupa kayu gergajian baik berupa balok maupun papan. Sedangkan produk kayu buatan dapat merupa vinir (veneer), papan lapis, triplek/plywood/multiplek dan bahkan kayu laminasi (glue laminated timber).


8.2.1. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


Secara singkat peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan acuan baku terkait dengan aturan umum, aturan pemeriksaan dan mutu, aturan perhitungan, sambungan dan alat sambung konstruksi kayu hingga tahap pendirian bangunan dan persyaratannya. Pada buku tersebut juga telah dicantumkan jenis dan nama kayu Indonesia, indeks sifat kayu dan klasifikasinya, kekuatan dan keawetannya.


8.2.2. Klasifikasi Produk Kayu


Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik dan keawetan. Secara fisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan kayu keras. Kayu keras biasanya memiliki berat satuan (berat jenis) lebih tinggi dari kayu lunak. Klasifikasi fisik lain adalah terkait dengan kelurusan dan mutu muka kayu. Terdapat mutu kayu di perdagangan A, B dan C yang merupakan penggolongan kayu secara visual terkait dengan kualitas muka (cacat atau tidak) arah - pola serat dan kelurusan batang. Kadang klasifikasi ini menerangkan kadar air dari produk kayu.
Kayu mutu kering udara
Besar mata kayu maksimum 1/6 lebar kecil tampang / 3,5 cm
Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
Miring arah serat maksimum adalah 1/7
Retak arah radial maksimum 1/3 tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/4 tebal kayu
Kayu mutu kering udara 15% - 30%
Besar mata kayu maksimum 1/4 lebar kecil tampang / 5 cm
Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
Miring arah serat maksimum adalah 1/10
Retak arah radial maksimum ¼ tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/5 tebal kayu
Konsekuensi dari kelas visual B harus memperhitungkan reduksi kekuatan dari mutu A dengan faktor pengali sebesar 0.75 (PKKI, 1961, pasal 5)


8.2.3. Kelas Kuat Kayu

Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu. Ilustrasi arah kekuatan kayu dapat ditunjukkan pada Gambar 8.7. dan Gambar 8.8.




Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak lurus (⊥) serat yang masing - masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar 5 - 10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI - NI - 5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang paling kuat), II, III, IV (paling lemah). Tabel 8.1, menunjukkan kelas berat jenis kayu dan besaran kuat kayu.





8.2.4. Kelas Awet


Berdasarkan pemakaian, kondisinya dan perlakuannya, kayu dibedakan atas kelas awet I (yang paling awet) – V (yang paling tidak awet). Kondisi kayu dimaksud adalah lingkungan/tempat kayu digunakan sebagai batang struktur. Sedangkan perlakuan meliputi pelapisan/tindakan lain agar kayu terhindar/terlindungi dari kadar air dan ancaman serangga. Tabel kelas awet dan kondisinya dapat dikemukakan dalam Tabel 8.2.





8.3. Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu


Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah. Susunan hirarki sistem struktur ini adalah khusus.





RANGKA RINGAN.


Sistem struktur joists ringan pada Gambar 8.9(a) adalah konstruksi kayu yang paling banyak digunakan pada saat ini. Sistem joists lanta terutama sangat berguna untuk beban hidup ringan yang terdistribusi merata dan untuk bentang yang tidak besar. Kondisi demikian umumnya dijumpai pada konstruksi rumah. Joists pada umumnya menggunakan tumpuan sederhana karena untuk membuat tumpuan vang dapat menahan momen diperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai dianggap tidak monolit dengan joists kecuali apabila digunakan konstruksi khusus yang menyatukannya.





Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dinding pemikul beban yang dapat terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu (plywood). Dalam hal yang terakhir ini, tahanan lateral pada susunan struktur secara keseluruhan terhadap beban horizontal diperoleh dengan menyusun dinding berlapisan plywood yang berfungsi sebagai bidangbidang geser. Struktur demikian pada umumnya dibatasi hanya sampai tiga atau empat lantai. Pembatasan ini tidak hanya karena alasan kapasitas pikul bebannya, tetapi juga karena persyaratan keamanan terhadap kebakaran yang umum diberikan pada peraturan-peraturan mengenai gedung. Karena setiap elemen pada sistem struktur ini diletakkan di tempatnya secara individual, maka banvak fleksibilitas dalam penggunaan sistem tersebut, termasuk juga dalam merencanakan hubungan di antara elemen-elemennya.


ELEMEN KULIT BERTEGANGAN (STRESSED SKIN ELEMENTS).


Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan sistem joists standar [lihat Gambar 8.9(b)]. Pada elemen-elemen ini, kayu lapis disatukan dengan balok memanjang sehingga sistem ini dapat. berlaku secara integral dalam molekul lentur. Dengan demikian, sistem yang diperoleh akan bersifat sebagai plat.


Kekakuan sistem ini juga meningkat karena adanya penyatuan tersebut. Dengan demikian, tinggi struktural akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem joist standar. Elemen kulit bertegangan ini pada umumnya dibuat tidak di lokasi, dan dibawa ke lokasi sebagai modul-modul. Kegunaannya akan semakin meningkat apabila modul-modul ini dapat dipakai secara berulang. Elemen demikian dapat digunakan pada berbagai struktur, termasuk juga sistem plat lipat berbentang besar.


BALOK BOKS.


Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu lapis [lihat Gambar 8.9(c)] memungkinkan penggunaannya untuk berbagai ukuran bentang dan kondisi pembebanan. Sistem yang demikian sangat berguna pada situasi bentang besar atau apabila ada kondisi beban yang khusus. Balok boks dapat secara efisien mempunyai bentang lebih besar daripada balok homogen maupun balok berlapis. KONSTRUKSI KAYU BERAT Sebelum sistem joists ringan banyak digunakan, sistem balok kayu berat dengan papan transversal telah banyak digunakan [lihat Gambar 8.9(e)]. Balok kayu berlapisan sekarang banyak digunakan sebagai alternatif dari balok homogen. Sistem demikian dapat mempunyai kapasitas pikul beban dan bentang lebih besar daripada sistem joist. Sebagai contoh, dengan balok berlapisan, bentang yang relatif besar adalah mungkin karena tinggi elemen struktur dapat dengan mudah kita peroleh dengan menambah lapisan. Elemen demikian umumnya bertumpuan sederhana, tetapi kita dapat juga memperoleh, tumpuan yang mampu memikul momen dengan menggunakan konstruksi khusus.


RANGKA BATANG


Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyak digunakan karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalam konfigurasi dan ukuran batang. Rangka batang dapat dibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untuk kondisi beban dan bentang tertentu. Sekalipun demikian, kita juga. membuat rangka batang secara besar-besaran (mass production). Rangka batang demikian umumnya digunakan pada situasi bentang tidak besar dan beban ringan. Rangka batang tnissed rafter pada Gambar 8.9(g) misalnya, banyak digunakan sebagai konstruksi atap pada bangunan rumah. Sistem yang terlihat pada Gambar 8.9(b) analog dengan balok baja web terbuka dan berguna untuk situasi bentang besar (khususnya untuk atap). Sistem penumpu vertikal pada struktur ini umumnya berupa dinding batu atau kolom kayu. Tahanan terhadap beban lateral pada struktur ini umumnya diperoleh dengan menggunakan dinding tersebut sebagai bidang geser. Apabila bukan dinding, melainkan kolom yang digunakan, pengekang (bracing) dapat pula digunakan untuk meningkatkan kestabilan struktur terhadap beban lateral. Peningkatan kestabilan dengan menggunakan titik hubung kaku dapat saja digunakan untuk struktur rendah, tetapi hal ini jarang dilakukan.


PLAT LIPAT DAN PANEL PELENGKUNG


Banyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupa elemen berbentang satu, yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan struktur tersebut menggunakan kayu lapis. Gambar 8.9(j) dan (k) mengilustrasikan dua contoh struktur itu.


PELENGKUNG


Bentuk pelengkung standar dapat dibuat dari kayu. Elemen berlapisan paling sering digunakan. Hampir semua bentuk pelengkung dapat dibuat dengan menggunakan kayu. Bentang yang relatif panjang dapat saja diperoleh. Struktur-struktur ini umumnya berguna sebagai atap saja. Kebanyakan bersendi dua atau tiga, dan tidak dijepit.


LAMELLA


Konstruksi lamella merupakan suatu cara untuk membuat permukaan lengkung tunggal atau ganda dari potongan-potongan kecil kayu [lihat Gambar 8.9(l)]. Konstruksi yang menarik ini dapat digunakan untuk membuat permukaan silindris berbentang besar, juga untuk struktur kubah. Sistem ini sangat banyak digunakan, terutama pada struktur atap.


UKURAN ELEMEN


Gambar 8.10 mengilustrasikan kira-kira batas-batas bentang untuk berbagai jenis struktur kayu. Bentang "maksimum" yang diperlihatkan pada diagram ini bukanlah bentang maksimum yang mungkin, melainkan batas bentang terbesar yang umum dijumpai. Batasan bentang minimum menunjukkan bentang terkecil yang masih ekonomis. Juga diperlihatkan kira-kira batas-batas tinggi untuk berbagai bentang setiap sistem. Angka yang kecil menunjukkan tinggi minimum yang umum untuk sistem yang bersangkutan dan angka lainnya menunjukkan tinggi maksimumnya. Tinggi sekitar L/20, misalnya, mengandung arti bahwa elemen struktur yang bentangnya 16 ft (4,9 m) harus mempunyai tinggi sekitar 16 ft/20 = 0,8 ft (0,24 m).


Kolom kayu pada umumnya mempunyai perbandingan tebal terhadap tinggi (t/h) bervariasi antara 1 : 25 untuk kolom yang dibebani tidak besar dan relatif pendek, atau sekitar 1 : 10 untuk kolom yang dibebani besar pada gedung bertingkat, Dinding yang dibuat dari elemen-elemen kayu mempunyai perbandingan t/h bervariasi dari I : 30 sampai I : 15.





8.3.1. Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu


a) Alat Sambung Paku


Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini karena alat sambung ini cukup mudah pemasangannya. Paku tersedia dalam berbagai bentuk, dari paku polos hingga paku ulir. Spesifikasi produk paku dapat dikenali dari panjang paku dan diameter paku. Ilustrasi produk paku ditunjukkan pada Gambar 8.11.





terhadap karat dan noda. Dengan begitu tampilan paku dapat dipertahankan. Namun adanya coating tersebut menyebabkan kuat cabut paku berkurang karena kehalusan coating tersebut.





Ujung Paku. Ujung paku dengan bagian runcing yang relatif panjang umumnya memiliki kuat cabut yang lebih besar. Namun ujung yang runcing bulat tersebut sering menyebabkan pecahnya kayu terpaku. Ujung yang tumpul dapat mengurangi pecah pada kayu, namun karena ujung tumpung tersebut merusak serat, maka kuat cabut paku pun akan berkurang pula.


Kepala paku. Kepala paku badap berbentuk datar bulat, oval maupun kepala benam (counter sunk) umumnya cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar kepala paku ini umumnya sebanding dengan diameter paku. Paku kepala benam dimaksudkan untuk dipasang masuk – terbenam dalam kayu.


Pembenaman Paku. Paku yang dibenam dengan arah tegak lurus serat akan memiliki kuat cabut yang lebih baik dari yang dibenam searah serat . Demikian halnya dengan pengaruh kelembaban. Setelah dibenam dan mengalami perubahan kelembaban, paku umumnya memiliki kuat cabut yang lebih besar dari pada dicabut langsung setelah pembenaman. Jarak Pemasangan Paku. Jarak paku dengan ujung kayu, jarak antar kayu, dan jarak paku terhadap tepi kayu harus diselenggarakan untuk mencegah pecahnya kayu. Secara umum, paku tak diperkenankan dipasang kurang dari setengah tebal kayu terhadap tepi kayu, dan tak boleh kurang dari tebal kayu terhadap ujung. Namun untuk paku yang lebih kecil dapat dipasang kurang dari jarak tersebut.


Kuat cabut paku


Gaya cabut maksimum yang dapat ditahan oleh paku yang ditanam


tegak lurus terhadap serat dapat dihitung dengan pendekatan rumus berikut.


P = 54.12 G5/2 DL (Metric: kg)


P = 7.85 G5/2 DL (British: pound) (8.1)


Dimana : P = Gaya cabut paku maksimum


L = kedalaman paku dalam kayu (mm, inc.)


G = Berat jenis kayu pada kadar air 12 %


D = Diameter paku (mm, inch.)


Kuat lateral paku


Pada batang struktur, pemasangan paku umumnya dimaksudkan untuk menerima beban beban tegak lurus/lateral terhadap panjang paku. Pemasangan alat sambung tersebut dapat dijumpai pada struktur kuda-kuda papan kayu. Kuat lateral paku yang dipasang tegak lurus serat dengan arah gaya lateral searah serat dapat didekati dengan rumus berikut


P = K D2 (8.2)


Dimana: P = Beban lateral per paku


D = Diameter paku


K = Koefisien yang tergantung dari karakteristik jenis kayu.


b) Alat sambung sekerup


Sekrup hampir memiliki fungsi sama dengan paku, tetapi karena memiliki ulir maka memiliki kuat cabut yang lebih baik dari paku. Terdapat tiga bentuk pokok sekerup yaitu sekerup kepala datar, sekerup kepala oval dan sekerup kepala bundar. Dari tiga bentuk tersebut, sekerup kepala datarlah yang paling banyak ada di pasaran. Sekerup kepala oval dan bundar dipasang untuk maksud tampilan–selera. Bagian utama sekerup terdiri dari kepala, bagian benam, bagian ulir dan inti ulir. Diameter inti ulir biasanya adalah 2/3 dari diameter benam. Sekerup dapat dibuat dari baja, alloy, maupun kuningan diberi lapisan/coating nikel, krom atau cadmium.


Ragam produk sekerup dapat ditunjukkan pada Gambar 8.12 berikut.





Kuat Cabut Sekerup


Kuat cabut sekerup yang dipasang tegak lurus terhadap arah serat (Gambar 8.13) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.


P = 108.25 G2 DL (Metric unit: Kg, cm )


P = 15.70 G2 DL (British unit: inch–pound)


Dimana:


P = Beban cabut sekerup (N, Lb)


G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven


D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.),


L = Panjang tanam (mm,in.)


Kuat lateral sekerup


Kuat lateral sekerup yang dipasang tegak lurus serat dengan arah gaya lateral searah serat dapat didekati dengan rumus yang sama dengan kuat lateral paku (persamaan 8.2)


Sekerup Lag (Lag Screw)


Sekerup lag, seperti sekerup namun memiliki ukuran yang lebih besar dan berkepala segi delapan untuk engkol. Saat ini banyak dipakai karena kemudahan pemasangan pada batang struktur kayu dibanding dengan sambungan baut–mur. Umumnya sekerup lag ini berukuran diameter dari 5.1 – 25.4 mm (0.2 – 1.0 inch) dan panjang dari 25.4 – 406 mm (1.0 – 16 inch).





Kuat Cabut Sekerup Lag.


Kuat cabut sekerup lag dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.


P = 125.4 G3/2 D3/4L (Metric unit: Kg, cm )


P = 8,100 G3/2 D3/4L (British unit: inch–pound) (8.4)


Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb)


G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven


D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.)


L = Panjang tanam (mm,in.)


Kuat lateral sekerup lag dapat dihitung dengan rumus sebagai


berikut.


P = c1 c2 K D2 (8.5)


Dimana: P= Beban lateral per sekerup


D= Diameter sekerup


K= Koefisien yang tergantung karakteristik jenis kayu


(lihat Tabel 8.4)


C1= Faktor pengali akibat ketebalan batang apit tersambung


C2= Faktor pengali akibat pembenamam sekrup lag


(lihat Tabel 8.6)





8.3.2. Konstruksi Sambungan Gigi


Walaupun sambungan ini sebenarnya malah memperlemah kayu, namun karena kemudahannya, sambungan ini banyak diterapkan pada konstruksi kayu sederhana di Indonesia utamanya untuk rangka kuda-kuda atap. Kekuatan sambungan ini mengandalkan kekuatan geseran dan atau kuat tekan / tarik kayu pada penyelenggaraan sambungan. Kekuatan tarikan atau tekanan pada sambungan bibir lurus di atas ditentukan oleh geseran dan kuat desak tampang sambungan gigi. Dua kekuatan tersebut harus dipilih yang paling lemah untuk persyaratan kekuatan struktur.


P geser = τ ijin a b (8.6)


Dimana : τ ijin = Kuat / tegangan geser ijin kayu tersambung


b = lebar kayu


a = panjang tampang tergeser


P desak = �� ijin b t (8.7)


Dimana : �� ijin = Kuat / tegangan ijin desak kayu tersambung


b = lebar kayu


t = tebal tampang terdesak





Hampir sama dengan sambungan gigi, sambungan baut tergantung desak baut pada kayu, geser baut atau kayu. Desak baut sangat dipengaruhi oleh panjang kayu tersambung dan panjang baut. Dengan panjangnya, maka terjadi lenturan baut yang menyebabkan desakan batang baut pada kayu tidak merata. Berdasarkan NI-5 PKKI (1961) gaya per baut pada kelas kayu tersambung dapat dihitung rumus sebagai berikut :


Kayu kelas I:


Sambungan tampang 1 untuk λb = bmin / d = 4.8


S = 50 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 240 d2 (1 – 0.35 Sin α)


Sambungan tampang 2 untuk λb = bmin / d = 3.8


S = 125 d b3 (1 – 0.6 Sin α)


S = 250 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 480 d2 (1 – 0.35 Sin α)


Kayu kelas II:


Sambungan tampang 1 untuk λb = bmin / d = 5.4


S = 40 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 215 d2 (1 – 0.35 Sin α)


Sambungan tampang 2 untuk λb = bmin / d = 4.3


S = 100 d b3 (1 – 0.6 Sin α)


S = 200 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 430 d2 (1 – 0.35 Sin α)







Kayu kelas III:


Sambungan tampang 1 untuk λb = bmin / d = 6.8


S = 25 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 170 d2 (1 – 0.35 Sin α)


Sambungan tampang 2 untuk λb = bmin / d = 5.7


S = 60 d b3 (1 – 0.6 Sin α)


S = 120 d b1 (1 – 0.6 Sin α)


S = 340 d2 (1 – 0.35 Sin α)


Dimana : S = Kekuatan per baut dalam kg


α = Sudut arah gaya terhadap arah serat


b1 = Tebal kayu tepi (cm)


b3 = Tebal tengah (cm)


d = Diameter baut (cm)


Masing kelas kayu tersebut di ambil harga terkecil untuk mendapat jumlah baut dalam satu sambungan. Untuk pemasangan baut, disyaratkan pula jarak antar baut dalam satu sambungan. Dengan memperhatikan sketsa ilustrasi sambungan seperti Gambar 8.17, ketentuan jarak baut utama yang sering digunakan dapat dikemukakan sebagai berikut. Ilustrasi secara lengkap diterakan dalam PKKI – NI (1961)





• Jarak antar baut searah gaya dan serat = 5 φ baut


• Jarak antar baut tegak lurus gaya dan serat = 3 φ baut


• Jarak baut denga tepi kayu tegak lurus gaya dan serat = 2 φ baut


• Jarak baut dengan ujung kayu searah gaya dan serat = 5 φ baut


• Jarak antar baut searah gaya – tegak lurus serat = 3 φ baut


8.3.4. Sambungan dengan cincin belah (Split Ring) dan plat geser


Produk alat sambung ini merupakan alat sambung yang memiliki perilaku lebih baik dibanding alat sambung baut. Namun karena pemasangannya agak rumit dan memerlukan peralatan mesin, alat sambung ini jarang diselenggarakan di Indonesia. Produk sambung ini terdiri dari cincin dan dirangkai dengan baut.


Dalam penyambungan, alat ini mengandalkan kuat desak kayu ke arah sejajar maupun arah tegak lurus serat. Seperti halnya alat sambung baut, jenis kayu yang disambung akan memberikan kekuatan yang berbeda. Produk alat sambung ini memiliki sifat lebih baik dari pada sambungan baut maupun paku. Ini karena alat sambung ini mendistribusikan gaya baik tekan maupun tarik menjadi gaya desak kayu yang lebih merata dinading alat sambung baut dan alat sambung paku.





Jumlah alat sambung yang dibutuhkan dalam satu sambungan dapat dihitung dengan membagi kekuatan satu alat sambung pada jenis kayu tertentu. Tabel 8.7 menampilkan besaran kekuatan per alat sambung terendah untuk pendekatan perhitungan.


8.3.5. Sambungan dengan Plat Logam (Metal Plate Conector)


Alat sambung ini sering disebut sebagai alat sambung rangka batang (truss). Alat sambung ini menjadi populer untuk maksud menyambung struktur batang pada rangka batang, rangka usuk (rafter) atau sambungan batang struktur berupa papan kayu. Plat sambung umumnya berupa plat baja ringan yang digalvanis untuk menahan karat, dengan lebar/luasan tertentu sehingga dapat menahan beban pada kayu tersambung.





Prinsip alat sambungan ini memindahkan beban melalui gerigi, tonjolan (plug) dan paku yang ada pada plat. Jenis produk ini ditunjukkan pada Gambar 8.21. Untuk pemasangan plat, menanam gerigi dalam kayu tersambung, memerlukan alat penekan hidrolis atau penekan lain yang menghasilkan gaya besar.

















setempat atau pondasi dinding menerus dari bahan pasangan batu atau beton. Pemasangan kolom kayu selain memerlukan jangkar (anchor) ke pondasi


diperlukan penyekat resapan dari tanah, baik berupa beton kedap atau pelat baja agar kayu terhindar dari penyebab lapuk/busuk. Jika dipasang plat kaki keliling, harus terdapat lubang pengering, untuk menjaga adanya air tertangkap pada kaki kolom tersebut. Terlebih jika kolom tersebut berada diluar bangunan yang dapat terekspose dengan hujan dan/atau kelembaban yang berlebihan. Kaki kolom sederhana dengan penahan hanya di dua sisi seperti pada Gambar 8.23 sangat disarankan untuk memungkinkan adanya drainase pada kaki kolom.





Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolom dari produk kayu laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar 8.24. Kolom gabungan dapat disusun dari dua batang kayu atau berupa papan yang membentuk bangun persegi. Bentuk lain adalah berupa kolom dari kayu laminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu buatan yang tersusun dan direkatkan dari kayu tipis.





Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok loteng, maupun beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnya dan terhindar dari tekuk sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindari pengurangan tampang efektif kolom. Sambungan gigi umumnya mengurangi tampang efektif kolom yang relatif besar sehingga tidak disarankan penggunaannya. Penggunaan klos sambung mungkin akan cukup baik, namun akan menjadi mahal karena


menambah volume kayu yang tidak sedikit. Penyelenggaraan sambungan yang mendekati ideal dapat menggunakan pelat sambung seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.25. Dengan penggunaaan alat sambung kolom dengan balok tersebut, pengurangan tampang kolom yang terjadi hanya akibat lubang baut.






8.4.6. Konstruksi Balok


Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan. Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.








Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen konstruksi lain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut tidak merusak struktur, pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari sobek batang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel untuk penggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.





Pada dudukan dan sambungan antar balok secara tegak lurus, hindarkan pengurangan tampang, sehingga bahaya sobek pada balok kayu tidak terjadi. Gambar 8.30 merupakan contoh sambungan antara balok, balok anak lantai disambungkan pada balok utama/induk dari kayu laminasi. Penyambung pada balok diletakkan di bagian atas untuk menghindari sobek





Kayu merupakan bahan yang higroskopis, mudah mengembang atau menyusut oleh kadar air. Pada pembuatan sambungan dengan bahan lain, misal plat baja, hindarkan sobek batang struktur akibat sifat kembang dan susut kayu. Hal ini karena angka muai baja dan kayu saling berkebalikan. Salah satu cara menghindari sobek akibat kembang dan susut kayu adalah dengan cara memisah/memecah plat baja seperti yang ditunjukkan Gambar 8.31. Cara lain adalah dengan membiarkan tampang bagian atas tidak terkekang, yakni dengan menggunakan plat sadel seperti Gambar 8.32.








8.4.7. Konstruksi rangka batang kayu


Struktur rangka batang kayu umum digunakan pada bangunan rumah tinggal, perkantoran, bangunan pertokoan, hingga jembatan. Rangka batang merupakan struktur rangka yang disusun batang membentuk bangun segitiga dengan simpul / titik sambung, dapat menerima beban struktur. Dengan susunan tersebut diperolehlah struktur yang relatif ringan dan kuat pada bentangan yang lebih panjang. Pemakaian rangka batang untuk struktur kayu memungkinkan terbentuknya ruang terbuka yang luas dan partisi/penyekat ruang dapat dirubah tanpa harus mempertimbangkan integritas struktural dari bangunan. Alasan penyelenggaaran rangka batang antara lain:


(1) Sangat bervariasibentuknya,


(2) Dapat menampilkan keindahan khusus,


(3) dapat melayani bentang relatif panjang,


(4) memungkinkan kemudahan penyelenggaraan sistem instalasi layanan bangunan, misal listrik, plumbing, maupun langitlangit,


(5) kompatibel terhadap elemen struktur lain, misal beton, pasangan maupun baja.









8.4.8. Produk penyambung struktur rangka batang


Disamping digunakan penyambung tradisional, sambungan gigi, paku maupun baut, penyambung plat fabrikasi telah banyak pula digunakan, lebih-lebih untuk rangka batang fabrikasi. Produk alat sambung terakhir merupakan alat sambung yang dapat memberikan konsistensi hasil sambungan baik kekuatan dan kemudahan penyelenggaraan secara masal. Penyambung plat ini mengandalkan gigi dan tonjolan pada plat untuk memindahkan gaya dari dan ke batang kayu yang disambung.


Gambar 8.35 merupakan contoh penggunaan plat sambung pada struktur rangka batang kayu.





Rangka batang kayu lemah secara lateral, sehingga sangat mungkin mengalami deformasi secara lateral yang merusak sambungan pada saat mobilisasi dan atau saat ereksi konstruksi. Karenanya tata cara penyimpanan, mobilisasi hingga ereksi sangat memegang peranan penting agar plat sambung tersebut berfungsi baik sebagai elemen penyambung struktur rangka batang kayu. Untuk penyimpanan maupun penempatan, rangka batang kayu seharusnya diletakkan secara rata dengan ganjal atau dengan cara berdiri dan dilengkapi dengan penyokong (Gambar 8.36).





Di negara maju, rangka batang kayu yang dibuat di pabrik telah dilengkapi dengan fasilitas penggantung dilengkapi dengan petunjuk untuk mengangkat baik saat mobilisasi maupun saat ereksi konstruksi. Terdapat beberapa cara, antara lain: sudut tali pengangkat < 60 derajat, gunakan batang pembentang, pengaku rangka untuk panjang rangka lebih dari 18 meter. Cara pengangkatan struktur rangka ditunjukkan pada Gambar 8.37 berikut:





8.4.9. Konstruksi Struktur jembatan kayu


Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan sebagai bahan struktur jalan kereta dan jembatan. Jembatan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah terdiri dari abutment, tiang dan struktur lain untuk menyangga struktur atas yang terdiri dari balok jembatan dan lantai jembatan.


Bentuk penyusun struktur dapat berupa kayu gelondong/log, kayu gergajian, hingga kayu laminasi atau kayu buatan lainnya. Hingga produk glulam tersebar, ketersediaan ukuran kayu menjadi kendala penyelenggaraan kayu untuk jembatam. Kalaupun ada, jembatan kayu merupakan jembatan sementara dengan umur pakai dibawah 10 tahun.





Struktur kayu laminasi telah membantu kapabilitas bentangan struktur yang diperlukan untuk jembatan. Gelegar laminasi ukuran 0.60 m x 1.80 m mampu mendukung suatu sistem deck laminasi hingga bentangan 12 m – 30 m bahkan lebih. Balok laminasi dapat membentuk suatu deck/ lantai jembatan yang solid dan jika dirangkai dengan batang tarik pengekang dapat membentuk suatu deck laminasi bertegangan tarik. Kayu laminasi lengkung dapat dipakai untuk memproduksi beragam jembatan yang indah.


8.4.10. Struktur pelengkung kayu


Struktur pelengkung kayu telah banyak diselenggarakan untuk mendapatkan ruang cukup lapang pada bangunan tempat ibadah, bangunan rekreasi hingga hanggar terlebih saat teknologi kayu laminasi/glulam ditemukan. Struktur ini disusun dari struktur tarikan di bagian bawah dan struktur tekan di bagian pelengkung atas. Struktur bagian bawah bisa berbentuk lengkung atau lurus. Jika lurus maka atap bangunan akan membentuk seperti payung. Sedangkan jika bagian bawah lengkung simetris dan berpusat pada satu pusat, maka atap dome akan menyerupai bola.


Jumat, 11 November 2011

RAB

Langkah-langkah Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) 

Anda bingung, Mumet? Minum Bodrex bagaimana to sakjane menghitung RAB iku? tentu bagi orang yang belum tahu Tempe, Telur, ES teh, 4000 aja Mas sama sekali apa pengertian RAB akan merasa mumet jikalau disuruh menghitung RAB, pengertiane wae ra donk, opo meneh kon ngitung.., tuambah mumet maning,.. betul gak? he3..
RAB (Rencana Angaran Biaya) adalah banyaknya biaya Utang yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah perkerjaan proyek konstruksi, baik rumah, gedung, jembatan, masjid, dan lain-lain, nah berikut ini tak berikan langkah-langkah cara menghitung RAB agar anda dapat lebih cermat menghitung RAB melalui tahap-demi tahap, sehingga dapat mengurangi Angka Kematian human error (walah, opo to kui human error, rasah sok bhs planet, mumet koe engko!!, he3) dalam menghitungnya, perhatikan langkah berikut…!!!!!

1. Menghitung Volume, , tak kasih tahu contohhe, misale aku punya lahan lebar 12 m dan panjang 15 m, maka volume dari pekerjaan pembersihan lapangannya adalah 12×15 = ID m persegi, btw ID ngerti ora koe?, ID = Itungen Dewe, ha3, begitu mas.. wis dong? jadi sek jenenge volume belum tentu satuannya adalah meter kubik (panjang x lebar x tinggi) jelas? bagus.. anak pinter… sinau sek sregep yo le…
Tutorial_RAB.jpg

2.Membuat HSP (Harga Satuan Pekerjaan)
HSP adalah Hasil kali dari HargaUpah/Material dengan Index Analisa, kemudian dijumlahkan
Tutorial_RAB.jpg
3. Membuat RAB
Hasil kali dari Volume dengan HSP untuk setiap sub item pekerjaan
Tutorial_RAB.jpg
4.Membuat Rekapitulasi
Hasil kali dari Volume dengan HSP kemudian dijumlahkan dari masing-masing sub item pekerjaan
Tutorial_RAB.jpg
begitulah kira-kira langkah-langkah menghitung Utang RAB, ada pertanyaan? tidak ada! terimakasih (tanyakdewe, jawab dewe, he3.) disini juga di sediakan download gratis SNI Analisa Rencana Anggaran Biaya, dan bagaimana to menghitung volume RAB dengan AutoCAD, lihat artikel sebelumnya, ok?

autoCAD

acad logo.jpg
Klik logo AutoCAD di kiri atas. Di sanalah menu AutoCAD berada. Sekarang mestinya anda telah melihat menu-menu tersebut. Hal yang sama berlaku untuk Microsoft Office yang baru!
Ribbon Bar, merupakan akses utama untuk mengakses tool AutoCAD yang dapat anda gunakan. Perhatikan tab di atasnya. Ada home, block & references, annotate, dst. Masing-masing tab mengelompokkan toolbar yang sejenis. Home berisikan toolbar yang paling sering dipakai.
Pointer, merupakan tool untuk mendefenisikan titik input. Mari kita fokus dengan kedua tool ini dulu.
line.jpg
Pada panel draw, klik line. Line merupakan tool yang paling dasar. Kita akan mencoba dari yang paling mudah ini dulu.
Sesudah anda mengklik line, perhatikan bahwa pointer berubah bentuk. Mode ini menunjukkan AutoCAD meminta input titik dari anda. Dan disebelahnya terdapat tulisan ‘specify first point’ dan koordinat. Defenisikan titik pertama! Bentuk ini disebut dengan dynamic input. AutoCAD akan membimbing anda untuk menyelesaikan tugas anda. Jadi jika bingung saat menggunakan tools baru, ikuti keterangan yang muncul!
Klik di area kosong bidang gambar.
input mode.jpg
Apa yang terjadi kemudian? Sekarang ada garis dari titik yang anda klik, ke pointer anda. Arah dan panjang garis mengikuti pointer anda. Tulisan di sebelah pointer bertuliskan: specify next point or
next point.jpg
Kita fokus dulu dengan specify next point. Klik saja titik untuk mendefenisikan titik selanjutnya. Jangan pikirkan ukuran dan posisi dulu. Klik beberapa kali lagi. Kali ini perhatikan juga di area command line. Di sana ada tulisan yang persis sama dengan di sebelah pointer anda. Tekan [enter] untuk mengakhiri tool ini.
command line.jpg

Melanjutkan seri tutorial AutoCAD untuk pemula sebelumnya. Di tulisan lalu, anda telah diperkenalkan pada interface (antar muka) AutoCAD 2009. Anda juga telah diperkenalkan bagaimana mengaktifkan drawing tool dan menggunakannya. Mungkin anda bahkan telah mencoba menggunakan beberapa drawing tool lainnya.
Pada dasarnya aturannya sama:
Aktifkan toolnya dengan mengkliknya melalui ribbon, lalu ikuti petunjuk yang diberikan AutoCAD. Aturan sederhana ini akan selalu anda pakai selama menggunakan AutoCAD, tidak hanya saat belajar saja.
Di tutorial yang lalu, anda telah menggambar line, namun masih asal-asalan, tanpa ukuran yang jelas. Sekarang, kita akan coba menggambar secara presisi.

Membuat File Baru

Aktifkan AutoCAD. Buat file baru, dari menu file>new atau tekan [crtrl] + N. Gunakan template acadiso.dwt. Lho, kan begitu AutoCAD dijalankan, sudah membuka file baru? Yap. Tapi AutoCAD umumnya dimulai dengan unit imperial. Yaitu untuk menggambar dalam satuan feet dan inch. Kita akan mencoba mulai dengan langkah yang benar. Kita akan mulai dengan template metric, yaitu dengan satuan mm. Masalah template akan dibahas lebih lanjut kelak.

Polar Tracking

Aktifkan kembali line. Klik dimana saja untuk titik pertama. Gerakkan pointer anda, kira-kira hingga horizontal dari titik awal. Apa yang terjadi? Pointer anda akan lengket dengan garis horizontal! Fitur ini disebut sebagaipolar tracking.
polar_snap.gif
Coba gerakkan pointer anda berputar 360 derajat dari titik awal. Polar tracking akan aktif setiap kelipatan 90 derajat! Ini akan sangat mempermudah kita membuat garis horizontal dan vertikal.
Meneruskan line, gerakkan pointer anda ke kanan dari titik awal. Pastikan polar tracking aktif, mengunci pointer dengan sumbu X. Ketikkan 30, lalu tekan [enter]. Anda baru saja membuat garis horizontal sepanjang 30 mm! Gerakkan ke atas, tegak lurus dengan garis sebelumnya. Ketikkan 25 [enter]. Menggambar dengan AutoCAD tidak sulit kan? Teruskan sampai anda dapat membuat bentuk ini. Jangan berpikir untuk membuat dimensi dulu. Dimensi ini hanya untuk acuan anda. Setelah selesai, tekan [enter] untuk mengakhiri tool.
using polar tracking.jpg
Terlalu sederhana? Tidak perlu terburu-buru. Kita akan melanjutkan ke bagian yang lebih kompleks, lebih baik anda membiasakan diri lebih dulu.

Koordinat Rectangular

Menggambar garis horizontal dan vertikal tentu sekarang mudah bagi anda. Tapi sayangnya, bentuk yang kita gambar tidak selalu dibentuk garis horizontal dan vertikal saja. Bagaimana kalau kita menggambar garis miring? Tidak masalah, tentu saja.
Pertama-tama perhatikan simbol ini di area gambar anda.
coordinates.jpg
Apa yang ditunjukkan? Simbol sumbu koordinat X dan Y. Ke kanan adalah sumbu X (positif) dan ke atas Y (positif).
Lihat bentuk ini? Kita akan menggambar dari kiri bawah ke kanan atas. Perhatikan bahwa ke kanan berjarak 30, ke atas 40.
rectangular.jpg
Aktifkan kembali line. Klik di mana saja sebagai titik awal. Ketikkan 30,40 [enter]. Sederhana saja. Ketikkan nilai x,y! Garis anda sudah jadi. Kata siapa AutoCAD susah?
*Warning! Jika anda menggunakan AutoCAD 2005 atau versi yang lebih tua, anda tidak mengetikkan x,y. Tapi harus didului @. Jadi @x,y.
Berlatihlah dengan koordinat rectangular ini. Jika ada yang bersedia menyumbangkan gambar latihan untuk sesi ini, silahkan kontak saya. Nanti gambarnya akan saya cantumkan di sini.

Koordinat Polar

What else? Sekarang, bagaimana jika anda ingin menggambar garis yang anda tahu panjang dan besar sudutnya dengan sumbu X positif?
polar.jpg
Coba kembali aktifkan line. Klik titik awal garis. Perhatikan nilai di sebelah pointer anda. Nilai ini secara default menunjukkan panjang garis dan sudut. Kecuali, jika AutoCAD anda sudah diacak-acak settingnya.
Cobalah ketikkan panjang garis (dalam kasus ini 70), tekan [tab] untuk memindahkan fokus ke sudut, ketikkan 30 sebagai besar sudut. Tekan [enter]. That’s it. Tidak susah kan?
Tips:
Anda juga dapat mengetikkan d<a. Dengan d=jarak ke titik selanjutnya dan a=sudut terhadap sumbu X positif. Namun cara ini hanya dapat mengukur besar sudut searah jarum jam.
Bandingkan kedua image ini untuk jelasnya. Perhatikan besar nilai sudutnya.
Menggunakan TAB
tab.jpg
Menggunakan <
lessthan.jpg

Object Snap

Object Snap merupakan fitur bantu dalam menemukan titik acuan. Object snap hanya bekerja saat AutoCAD meminta anda mendefenisikan titik koordinat. Saat anda mengaktifkan line, circle, atau drawing tools lain, dan AutoCAD meminta anda mendefenisikan titik, object snap secara default akan aktif.
Saat anda menggerakkan pointer ke beberapa titik acuan, object snap akan tampak pada pointer anda.
objectsnap.gif
Pada contoh di atas, pada endpoint dan midpoint. Banyak sekali titik yang dapat anda ‘snap’. Object Snap secara default aktif untuk mendeteksi titik-titik tersebut secara otomatis. Namun pada umumnya banyak yang tidak suka dan sebal kalau menggunakan fitur ini. Kenapa? Saat objek semakin kompleks, anda tidak lagi dapat mengaturnya dengan mudah. Tertarik snapnya kesana-kemari. Akan lebih cepat jika anda melakukan override dan tidak melulu bergantung pada object snap otomatis.
Anda dapat melakukannya dengan memilih snap yang anda butuhkan saja. Misalnya anda mengaktifkan snap endpoint. Bahkan saat pointer anda ada di tengah-tengah segmen garis, yang dicari adalah endpoint!
Untuk override ini, jelasnya dapat direview di: http://tentangcad.com/2007/11/snap-override-dengan-shift-klik-kanan/
object_snap.jpg
Jika anda ‘ngotot’ dan tetap ingin menggunakan object snap secara otomatis, dapat anda atur dengan [shift]+klik kanan dan memilih Osnap Settings.
object_snap_settings.jpg
Anda dapat memilih tipe snap yang sering anda gunakan saja. Jangan aktifkan semua, karena hanya akan membingungkan anda saja!
Jika anda ingin mematikannya sama sekali, dapat menon-aktifkan/mengaktifkan dengan menekan [F3]. Buatlah beberapa objek line, circle, dan sebagainya. Cobalah fungsi masing-masing snap. Sekali lagi, di seri tutorial ini anda dituntut untuk aktif mencoba sendiri. Tutorial ini tidak akan menjelaskan satu-persatu fungsi tools yang ada. Tapi membimbing anda untuk mempelajari tools dan konsep penggunaan AutoCAD.

Object Snap Tracking

Object snap tracking adalah fitur bantu untuk melakukan ‘tracking’ dari titik acuan dari suatu objek.
Misalkan kita ingin menggambar dari titik yang jaraknya 2.6 dari midpoint objek. Aktifkan circle, gerakkan pointer anda ke atas midpoint garis, biarkan beberapa saat, dan gerakkan ke samping. Ketikkan jarak 2.6, lalu [enter].
ostracking.gif
Object snap tracking dapat juga digunakan untuk acuan dua titik. Misalkan cara yang saya gunakan untuk mencari titik tengah dari persegipanjang ini.
object_snap_tracking.gif
Di bagian selanjutnya, saya akan mencoba memberikan latihan dari beberapa tulisan sebelumnya. Mau nyoba ngoprek-ngoprek library dulu… Kalau ada yang ingin menyumbangkan latihan, sekali lagi dipersilahkan :) 

Mengenal Modify Tools


Di bagian yang lalu, saya mencoba menunjukkan bagaimana pentingnya menggunakan file template. Meski banyak trik yang mungkin belum familiar bagi pemula, saya rasa sekarang anda mulai memahami pentingnya penggunaan template. Template dapat sangat mempermudah setup awal, dan dapat menjaga standard. Meski drafter baru, jika ia ditunjukkan styles dan reusable contents yang dapat ia pakai, ia dapat langsung mulai bekerja. Selain itu, tujuan saya menggunakan beberapa tools itu untuk sedikit refreshing. Agar tidak terlalu jenuh, dan mudah-mudahan lebih termotivasi :) Sekarang kita kembali ke bagian yang membosankan. Belajar ke dasar, menggunakan modify tools.
Modify Tools adalah kumpulan tools untuk melakukan berbagai perubahan atau manipulasi terhadap bentuk geometri yang ada. Seringkali lebih cepat jika kita menggambar objek dengan beberapa garis bantu, lalu melakukan modifikasi. Daripada berusaha menggambar dengan benar dari awal.
Modify tools dapat digunakan secara noun-verb selection ataupun verb-noun selection. Noun-verb berarti anda memilih objek dulu, baru mengaktifkan tool. Verb-noun berarti anda mengaktifkan tool dulu baru memilih objek. Tidak semua tools dapat menggunakan noun-verb selection. Meski ini mungkin kebiasaan dari penggunaan software Windows compliant lainnya. (Anda harus memilih teks dulu sebelum mengkopinya di Word bukan?).
Berikut adalah modify tools yang dapat anda gunakan. Baik melalui toolbar ataupun melalui panel di ribbon bar.
modify tools.jpg
modify panel.jpg
Sama seperti tutorial penggunaan tools untuk drawing, saya tidak akan membahas secara detail setiap tools. Cara penggunaannya pada dasarnya sama dengan drawing tools.
Misalkan untuk copy. Berikut adalah langkah-langkah yang anda lakukan:
Command: _copy
Select objects: Specify opposite corner: 4 found
Select objects:
Current settings: Copy mode = Multiple
Specify base point or [Displacement/mOde] <Displacement>: Specify second point
or <use first point as displacement>: 1200
Specify second point or [Exit/Undo] <Exit>:
[googlevideo]http://video.google.com/videoplay?docid=4041341217920320282[/googlevideo]
Sama seperti saat menggunakan drawing tools, anda mengaktifkan tools, dan mengikuti langkah-langkah yang diminta oleh AutoCAD. Pada contoh ini:
  1. Mengaktifkan tool
  2. Memilih objek (lebih detail untuk pemilihan objek dapat dilihat di sini)
  3. Mendefenisikan titik acuan
  4. Menekan [enter] untuk mengakhiri tool.
Pada dasarnya hampir semua modify tools mengikuti alur pertanyaan di command line (atau dynamic input). Hanya array yang membutuhkan anda mengisi melalui kotak dialog.
array dialog.jpg
Di dialog ini, anda juga melakukan hal yang sama. Anda memilih objek, mendefenisikan jarak (dengan titik acuan ataupun mengisi nilainya), dan parameter lainnya. Anda dapat mengklik pada layar, dengan mengklik tombol berikut.
pick button.jpg

Mengenal Layer


Melanjutkan seri tutorial AutoCAD untuk pemula. Jika anda belum mencoba-coba menggunakan drawing toolsdan modify tools, cobalah berlatih menggunakannya sebanyak mungkin. Pahami bagaimana cara penggunaan kedua kelompok tools itu. Pada dasarnya kedua tools itu dapat anda kuasai hanya jika anda sering berlatih menggunakannya.
Di bagian ini kita akan melangkah sedikit lebih jauh. Kita akan mulai mempelajari manajemen gambar di AutoCAD. Yang pertama perlu anda ketahui adalah layer.

Konsep Layer

Dulu, waktu orang masih menggambar secara manual, pernahkah anda melihat orang menggambar di kertas transparan? Si arsitek akan menggambar desainnya di sebuah kertas. Si insinyur sipil akan meminjam gambar itu dan meletakkan kertas transparan di atasnya, dan menggambar strukturnya. Begitu pula insinyur ME. Ia akan menggambar di kertas transparan dengan meminjam dasar gambar sipil dan arsitektur. Mungkin akan ada pula desain interior yang melakukan hal serupa. Seluruh gambar itu jika ditumpuk akan jadi satu gambar yang lengkap. Namun kalau ingin melihat gambar arsitektur + interior saja, gambar struktur dan ME dapat dilepas.
Konsep yang sama digunakan oleh layer. Namun karena sekarang anda bekerja dengan komputer, anda dapat menetapkan jumlah layer secara lebih detail. Untuk gambar arsitektur saja, anda dapat menetapkan belasan sampai puluhan layer. Total, AutoCAD dapat menghandle jumlah layer ‘virtually unlimited’. Bagaimana menetapkannya?
Pada dasarnya, setiap perusahaan seharusnya punya standar layer sendiri. Tidak masuk akal jika dalam satu perusahaan setiap pengguna AutoCAD menggunakan nama layer sendiri-sendiri. Misalkan si A menggunakan layer ‘dinding’ untuk dinding. Si B menggunakan ‘wall’, si C menggunakan ‘ddg’. Tentunya ini akan menimbulkan kebingungan saat pertukaran data. Tidak ada standar internasional untuk penamaan layer, meski ada beberapa organisasi yang mencoba menstandarkannya.
Yang perlu anda perhatikan dalam menetapkan layer, setiap layer harus merupakan sebuah kelompok objek tertentu. Dengan layer, anda dapat menampilkan objek-objek yang anda butuhkan saja. Anda dapat mengunci layer sehingga kelompok objek lain tidak dapat anda edit. Anda juga dapat mengatur properti setiap kelompok objek sehingga saat dicetak

Mendefenisikan Layer

Buatlah sebuah file baru. Gunakan template acadISO -Named Plot Styles.dwt.
Secara default, template ini memiliki hanya 1 layer. Yaitu layer 0. Jangan gunakan layer 0, kecuali untuk membuat block kelak. Kita akan menambahkan beberapa layer pada latihan ini.
layer panel.jpg
Klik layer properties pada layer panel di ribbon bar. Atau ketikkan LA [enter] jika anda lebih menyukai menggunakan command line. Ini akan membuka layer properties manager.
Tambahkan layer dengan mengklik new layer. Ubah namanya menjadi A-wall. Ini merupakan cara yang cukup banyak digunakan dalam memberikan nama layer. A menunjukkan disiplin ilmu arsitektur. Anda dapat menggunakan C untuk Civil (infrastruktur) dan S untuk Structural. Atau dapat menetapkan aturan sendiri dalam perusahaan anda.
Sekarang di kolom color, klik warna pada kolom tersebut. Ubahlah warna menjadi merah (1). Ubah pula lineweight menjadi 0.20. Ini akan mendefenisikan tebal garis saat dicetak menjadi 0.2 mm.
Buat lagi layer A-detail-wall dengan warna abu-abu (8) dan lineweight 0.05. Tujuan mendefenisikan layer ini adalah untuk detail dari elemen dinding. Kadang-kadang kita tidak ingin menampilkan gambar dinding secara detail. Terutama jika bekerja dengan skala sangat kecil. Dengan mendefenisikannya pada layer lain, kita dapat menampilkan atau menyembunyikannya kelak.
Sekarang buat lagi layer A-column untuk kolom. Gunakan warna biru (5) dengan lineweight 0.25.
Buat pula layer A-detail-column dengan warna abu-abu (8) dengan lineweight 0.05.
Terakhir, buatlah satu layer dengan nama Centerlines. Beri warna abu-abu (9) dengan lineweight 0.09.
Klik pada kolom linetype. AutoCAD akan membuka satu dialog. Di sini anda baru melihat 1 jenis garis, yaitu continuous. Klik load untuk menambahkan jenis garis lain. Pilih CENTER dan klik OK. Pilihlah tipe garis center ini, dan klik OK.
Centerlines ini akan kita gunakan untuk semua disiplin ilmu, jadi tidak perlu dibedakan dengan prefix.
layers.jpg
Sekarang coba anda defenisikan sendiri jenis layer yang mungkin anda butuhkan. Seperti layer untuk anotasi, pintu, tangga, furniture, landscape, dan sebagainya.

Menggunakan Layer

Sekarang kita akan coba menggunakan layer-layer ini. Tutuplah layer properties manager.
Aktifkan layer Centerlines. Anggaplah sekarang dengan mengaktifkan layer ini, anda akan menggambar di lembar transparan Centerlines.
select layer.jpg
Gambarlah garis horizontal sepanjang 35000 mm. Perhatikan bahwa garis centerlines ini seharusnya garis-titik-garis. Tapi masih tampak terlalu rapat.
Ketikkan LTS [enter] untuk mengubah linetype scale. Ketikkan 40 [enter]. Sekarang garis centerlines anda tampak lebih jelas.
Ketik AR [enter] untuk mengaktifkan ARRAY. Klik tombol select object dan pilih garis horizontal ini. Berikan nilai berikut untuk array.
array settings.jpg
Kita mengkopi garis itu menjadi sebanyak 5 objek ke arah atas. Karena kita tidak mengkopinya kearah horizontal, column kita buat tetap satu objek. Jarak antar garis horizontal sejauh 6000 mm.
Ulangi langkah yang sama, buat garis vertikal sepanjang 27000. Buat duplikatnya sehingga menjadi 7 objek dengan jarak 5000 mm. Hasil akhirnya kira-kira seperti ini. Grid seperti ini umum dibuat sebagai acuan struktur bangunan.
grid.jpg
Sekarang coba ganti layer yang aktif menjadi A-column.
Buatlah persegi dengan ukuran 400×400. Gambar dimana saja, nanti kita akan memindahkannya setelah kolom jadi.
Ganti layer yang aktif menjadi A-detail-column. Ketik O [enter] untuk mengaktifkan offset.
Ketik L [enter] untuk mengatur layer hasil offset. C [enter] agar objek hasil offset dibuat dilayer yang aktif. Ingat bahwa anda baru saja memindahkan layer aktif ke A-detail-column.
Ketik 20 [enter] sebagai jarak offset.
Klik sekali pada rectangle untuk memilih objek, dan klik satu titik didalam rectangle. Jangan pedulikan posisi pastinya. Yang penting di dalam rectangle. [enter] untuk mengakhiri tool ini.
Sekarang tekan H [enter] untuk mengaktifkan hatch.
Ganti pattern menjadi AR-CONC. Dan klik tombol di sebelah add:select object. Dialog akan menutup, klik rectangle hasil offset. Klik OK.

Mengenal Block


Di bagian ini anda akan mengenal block. Block adalah ‘reusable content’ atau objek yang dapat dipakai berulang-ulang. Mungkin lebih kita kenal sebagai library.
Jika anda pernah menggambar manual, mungkin pernah menggunakan Letraset atau Rugos untuk gambar orang, pohon, dan sebagainya. Block punya konsep yang sama. Hanya saja, selain library standard, anda dapat membuatnya sendiri dengan mudah. Satu kelebihan block, jika anda mengubah defenisi block, maka semua block dengan nama yang sama akan diupdate sesuai defenisi baru.
Di bagian yang lalu anda telah membuat beberapa gambar kolom. Di bagian ini, kita akan mendefenisikan kolom-kolom tersebut sebagai block.
columns.jpg
Kenapa kita ingin mendefenisikan kolom sebagai block? Biasanya ukuran kolom tipikal. Seringkali kolom yang sama didefenisikan sebagai K1, K2, dan seterusnya. Daripada kita menggambar ukuran yang sama berulang-ulang, kita akan membuatnya sebagai block dan menginsertnya.
create.jpg
Dari dashboard, klik tab Blocks and References. Klik create untuk membuat block. Atau tekan B [enter] pada command line.
  1. Pada name, berikan nama ‘K1′
  2. Pada bagian base point, klik pick point. Pilihlah tengah-tengah dari kolom. Base point adalah titik acuan yang anda gunakan untuk meletakkan objek. Kolom umumnya diletakkan pada centerpointnya. Ini yang kita gunakan. Kelak, kita akan menginsert block pada pertemuan grid yang kita buat pada latihan sebelumnya.
    center point.jpg
  3. Pada bagian objects, klik select objects. Pilihlah gambar kolom tersebut. Pastikan anda memilih semua elemen pembentuk kolom. Dua rectangle dan satu hatch.
block def.jpg
Lakukan hal yang sama untuk semua kolom. Beri nama berturut-turut K2, K3, dan K4.

Menggunakan dan mengedit Block


Di bagian yang lalu, kita sudah membahas soal membuat block. Membuat block jelas mudah. Anda juga sudah menggunakan block sebelumnya saat mencoba memanfaatkan template. Sekarang kita akan menggunakan block yang anda buat sebelumnya dan mencoba meletakkannya pada grid yang sudah dibuat sebelumnya. Kita juga akan melakukan beberapa perubahan pada block.
Ingat 4 block kolom yang kita buat sebelumnya? Hapus keempat kolom itu. Jangan khawatir apa yang anda buat hilang.
insert.jpg
Sekarang zoom ke grid bangunan. Tekan i [enter] untuk insert block, atau klik insert pada dashboard.
insert block.jpg
Perhatikan bahwa defenisi block yang anda buat masih ada! Meski objeknya telah anda hapus, defenisi block tetap disimpan pada file.
Insert block K1 pada lokasi yang dilingkari merah berikut.
lokasi k1.jpg
Setelah anda insert, aktifkan copy dengan mengklik pada dashboard atau mengetikkan CO [enter].
Pilih kolom yang baru anda insert, lalu [enter]. Tahan [shift] + klik kanan, lalu S untuk mengaktifkan insert snap. Klik pada kolom anda. Insertion point pada block tersebut itu menjadi base point.
Tahan [shift] + klik kanan, lalu i untuk mengaktifkan intersection snap. Letakkan pada titik-titik yang ditunjukkan lingkaran hijau di atas.
Sisanya, berikan kolom K2.
Idealnya, block adalah library. Jika ada perubahan bentuk pada objek tipikal anda, idealnya anda tidak mengubahnya, tapi menggantinya dengan library baru. Misalnya jika anda ingin mengganti tipe meja A ke tipe meja B, anda tidak mengedit meja A, tapi cukup menggantinya dengan meja B. Suatu saat anda mungkin akan
Namun sifat block yang unik, jika anda mengubah defenisi block, semua block dengan nama sama akan berubah. Dengan demikian, di desain ini kita asumsikan kolom K2 berubah ukurannya.
Aktifkan block editor dengan mengetik BEDIT [enter].
bedit.jpg
Pilih kolom K2 dan klik OK.
Di sini anda akan melihat hanya gambar kolom K2. Ingatlah bahwa titik insert ada di titik 0,0 di block editor. Jangan move objek anda!
editing.jpg
Ketik S [enter] untuk mengaktifkan stretch. Sudah mengenal stretch bukan? Strecth akan mengubah ukuran objek dengan memindahkan vertexnya. Kita akan mengubah ukuran kolom ini dengan menarik vertex bagian bawah ke bawah 50 mm. Atas ke atas 50 mm. Sehingga total panjang kolom bertambah 100. Kita memindahkan pada kedua sisi agar titik 0,0 tetap di tengah.
stretch.gif
Begitu pula untuk lebar, kita akan menguranginya 100 mm. Sehingga harus kita stretch ke kiri dan kanan 50 mm.
Ukuran kolom K2 yang semula berukuran 400×400 menjadi 300×500. Klik close block editor pada dashboard. AutoCAD akan menanyakan apakah anda ingin menyimpan perubahan pada block K2. Klik yes.
Perhatikan bahwa kolom K2 semua sudah berubah.

Latihan: membuat elemen-elemen bangunaN


Melanjutkan tutorial AutoCAD untuk pemula. Jika anda mengikuti tutorial menggunakan block, anda mungkin sudah mencoba juga membuat dynamic block untuk dinding. Dan anda mungkin ingin tahu bagaimana menyiapkan template yang digunakan saat latihan template. Di bagian ini kita akan membuat pintu, jendela, dan juga dinding untuk diletakkan pada denah. Pintu dan jendela akan dibuat menjadi block. Sementara untuk dinding kita tidak menggunakan dynamic block dulu. Yang ditekankan adalah workflow dan konsepnya.
Bukalah file latihan anda sebelumnya. Kita sudah membuat grids dan kolom. Tambahkan satu layer untuk membuat gambar pintu dan jendela. Berikan nama yang relevan.

Membuat Pintu

Buatlah beberapa pintu. Gunakan cara yang pernah anda lakukan di latihan membuat pintu. Buatlah dengan ukuran lebar masing-masing 600mm, 700 mm, dan 800 mm. Untuk pintu keempat, kopi pintu yang berukuran 800 mm, lalu mirror pintu anda agar menjadi pintu dobel.
Hapus rectangle di kanan (kusen). Aktifkan mirror, pilih pintu tersebut. Buat garis mirror di bagian kanan pintu. Saat AutoCAD menanyakan apakah anda ingin menghapus objek asli, ketik N [enter].
mirror.gif
Buat semua pintu menjadi block, masing-masing P1, P2, P3, dan P4.
Gunakan titik-titik berikut sebagai insertion point.
insertion point.jpg

Membuat Jendela

Membuat Jendela jauh lebih mudah daripada membuat pintu. Buatlah gambar berikut.
jendela.jpg
Ukuran kusen jendela sama dengan kusen pintu, yaitu 50×150. Dan lebar jendela berturut-turut 600mm, 750mm, dan 2x750mm. Buat masing-masing menjadi block dengan nama W1, W2, dan W3.

Membuat Dinding

Banyak cara menggambar di AutoCAD. Namun seperti biasa, di sini cara yang dibahas mungkin tidak lazim digunakan :) Yang pasti kita tidak akan menggunakan multilines. Dan tentu kita tidak akan menggambar dengan lines karena tidak produktif. Secara lengkap dinding dibuat dari dinding bata di dalamnya, dan finishing di luarnya. Dilambangkan dengan empat garis paralel, dan diberikan hatch (arsiran) sebagai penegas. Banyak yang melakukannya dengan multilines, namun kesulitan akan muncul pada saat memberikan hatch. Kita akan melakukannya dengan rectangle.
Lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Aktifkan layer A-wall. Lalu aktifkan rectangle. Buat rectangle dengan ukuran 500×150 mm.
  2. Aktifkan layer A-detail-wall. Buat satu rectangle di tengah-tengah rectangle sebelumnya. Anda dapat melakukannya dengan memulai starting point offset 20mm dari rectangle pertama. Buat dengan ukuran 500×110 mm.
  3. Terakhir, tambahkan hatch di dalam rectangle terakhir. Berikan hatch ANSI32 dengan skala 5. Hatch dapat diaktifkan dengan mengetikkan H [enter]. Pastikan pilihan associative diaktifkan. Associative akan membuat hatch selalu mengikuti perubahan bentuk geometri dinding kita.
  4. Buat dua jenis dinding. Yaitu dinding bata dan trassram. Bentuk dinding trassram hanya sedikit berbeda dengan dinding bata. Kopilah dinding yang pertama ini, dan tambahkan hatch ANSI31. Berikan dengan skala 5, dan anglenya 90, agar saling tegak lurus dengan hatch sebelumnya.
  5. Uji dengan melakukan stretch pada kedua dinding. Di tutorial dynamic block, dinding ini didefenisikan sebagai library block. Jika anda ingin melakukan hal serupa, dapat mencobanya dengan membaca tutorial tersebut.

    Menggunakan Dimensi


    Dimensi merupakan elemen anotasi yang digunakan untuk menunjukkan ukuran panjang, besar sudut, radius/diameter dan sebagainya. Dimensi juga merupakan anotasi yang sangat penting dalam menggambar teknik. Meski anda menggambar dan mencetak dengan menggunakan skala, tidak masuk akal jika orang yang ingin mengetahui ukuran gambar anda harus mengukurnya setiap saat.
    Dimension juga diatur dengan style. Pengaturannya lebih kompleks dari teks style, namun pada dasarnya sama saja.

    Menggunakan Dimension

    Berikut adalah dimension tools yang ada pada toolbar dimension. Jika anda belum dapat melihatnya, klik dari menu AutoCAD tools>toolbars>dimension.
    Meski banyak tools untuk dimension, tidak semuanya akan anda pakai. Beberapa lebih sering digunakan untuk industri tertentu saja. Dan pada dasarnya penggunaannya sama. Jika anda telah melengkapi gambar bangunan anda di review latihan sebelumnya, dapat memberikan dimensi pada gambar anda. Jika tidak, anda dapat mendownload file ini dan mencobanya pada latihan ini.
    latihan.jpg
    Cobalah aktifkan linear dimension. Klik end point dari garis centerline paling kiri. Klik endpoint centerline berikutnya sebagai titik terakhir. Dan klik sekali lagi sebagai posisi dimana anda ingin meletakkan dimensi itu.
    dimension.gif
    Saat ini dimensi anda mungkin ukurannya belum terlihat. Ukurannya masih terlalu kecil. Tidak perlu dipikirkan, kita akan ubah ukurannya kemudian.
    Mudah saja bukan? Setiap jenis dimensi memiliki beberapa cara yang mungkin sedikit berbeda. Namun jika anda ingat aturan penggunaan tool AutoCAD, hal ini tidak akan sulit diikuti.
    Command: DIMLINEAR
    Specify first extension line origin or <select object>:
    Specify second extension line origin:
    Specify dimension line location or
    [Mtext/Text/Angle/Horizontal/Vertical/Rotated]:
    Dimension text = 5000
    Command:
    Sekarang aktifkan DIMCONTINUE dimcontinue.jpg. Perhatikan sekarang dimensi anda langsung diteruskan dari dimensi sebelumnya. Klik setiap titik endpoint dari centerline itu sampai selesai.
    dimcontinue.gif
    Sekarang anda telah memiliki beberapa dimensi. Sampai sekarang, kita belum dapat membaca dimensi ini. Sekarang kita akan mengubahnya melalui dimension style.

    Mengenal Dimension Style

    Dimension juga diatur dalam dimension style. Anda dapat mengaturnya di menu format>dimension style…
    Klik modify untuk mengedit style ini. Klik tab text.
    1. Ganti text height menjadi 200.
    2. Ganti offset from dim line menjadi 50.
    Klik tab symbols and arrows. Ganti nilai arrow size menjadi 200.
    Klik OK, lalu klik close. Sekarang dimensi anda telah dapat terbaca. Dimension style memiliki banyak properties. Anda dapat coba sendiri dan melihat kegunaannya. Jika ada kesulitan, anda dapat selalu mendiskusikannya di sini atau di forum. Seperti yang pernah saya sebutkan, tidak ada gunanya saya sebutkan satu-satu fungsinya. Seringkali anda sudah dapat menebak gunanya, atau bahkan tidak memerlukannya. Bereksperimenlah agar anda tidak cepat lupa :)

    Mengenal 3D Modeling di AutoCAD 2009: Konsep dan Navigas


    viewcube
    AutoCAD memiliki fitur 3D modeling. Meski hanya terbatas untuk visualisasi, tapi cukup baik. Dan memang seringkali hanya visualisasi yang dibutuhkan.
    Mulai sekarang, saya akan mencoba membahas tutorial AutoCAD 3D. Tidak ada salahnya bagi yang sudah menguasainya mengikutinya juga, karena ada cukup banyak perbedaan dengan versi lama.
    Sebetulnya konsep dasar 3D modeling di AutoCAD tidak banyak berbeda.
    Konsep pertama yang harus anda ingat adalah, meski 3D mengenal 3 sumbu koordinat X,Y, Z… kita tetap menggambar hanya dalam sumbu X dan Y.
    Cobalah buka AutoCAD anda. Buatlah gambar rectangle. Ukurannya bebas saja.
    Konsep kedua yang harus anda ketahui adalah, kebanyakan ‘native feature’ 3D membutuhkan anda untuk membuat profil tertutup. Entah rectangle, circle, polygon, atau polyline tertutup.
    OK, sekarang dari ribbon bar, di bagian view, ubahlah visual styles menjadi 3D Wireframe.
    visualstyles
    Bagi anda ‘command line lovers’ bisa ketik VS [enter]. VS adalah singkatan dari visual styles.
    Seharusnya anda sekarang sudah bisa melihat ‘view cube’ di pojok kanan atas area drawing anda. Klik sudut view cube tersebut. Anda akan melihat pandangan isometric dari gambar anda.
    isometric
    Sekarang di bagian 3D Modeling, klik extrude. Extrude akan menambahkan ketinggian pada objek polygon tertutup.
    extrude
    Rules dalam 3D modeling tetap sama.
    Menggunakan tool AutoCAD: Klik pada toolbar, dan ikuti langkah selanjutnya pada dynamic input atau command line.
    AutoCAD akan meminta anda mendefenisikan objek yang akan di extrude. Pilihlah rectangle anda yang sudah dibuat sebelumnya. Tekan [enter] untuk mengakhiri seleksi objek. Perhatikan bahwa kalau anda menggeser mouse anda, tinggi extrusion juga akan mengikuti. Ketikkan saja tinggi objek yang sesuai, lalu tekan [enter].
    Cara ini adalah cara paling umum dalam membuat objek 3D. Kita membuat profil, lalu ditambahkan feature agar objek jadi 3D.
    Sekarang coba matikan dynamic UCS (DUCS) pada toolbar drafting settings. Di atas status bar.
    drafting settings
    Untuk tutorial dasar DUCS tidak akan kita gunakan dulu. Kelak akan kita bahas secara terpisah.
    Sekarang coba lagi buat rectangle.
    drawin3d
    Perhatikan bahwa kita cuma bisa menggambar di sumbu X dan Y.
    OK, sekarang kita coba navigasi 3D dari model ini. Perhatikan view cube. Bagi anda yang baru menggunakan AutoCAD untuk 3D sekarang boleh dibilang beruntung :)
    Anda dapat mengklik ‘front’ untuk melihat dari depan, left, top, dan sebagainya. Arahkan saja pointer anda ke sisi-sisi kubus itu, dan klik untuk sudut pandang yang diinginkan.
    ducs
    Sekarang coba lagi visual styles. Cobalah ubah-ubah menjadi 3D Hidden, Conceptual, dan Realistic. Perhatikan bedanya.

    Latihan 3D: Membuat Pintu


    Di beberapa tutorial 3D yang lalu kita sudah mempelajari basic features dari 3D. Sekarang kita akan coba berlatih menggunakannya: membuat pintu. Kita akan menggunakan extrude, UCS, revolve, sweep, dan sebagai tambahan… DUCS dan presspull.
    Buatlah dua profil tertutup seperti ini. Gunakan polyline, dan pastikan keduanya adalah polyline tertutup. Warna, lineweight, dan dimensi hanya sebagai panduan, tidak perlu dibuat juga.
    profile
    Sekarang putar view menjadi SW Isometric. Extrude rectangle dengan ukuran 800×50 setinggi 2150 mm.
    Pastikan dynamic UCS aktif. Ada di drafting settings. Bagi anda yang menggunakan AutoCAD 2008 atau sebelumnya, masih berupa teks DUCS.
    ducs
    Coba aktifkan polyline. Geser pointer anda ke sisi vertikal pintu. Tunggu dan pastikan sampai tampak garis putus-putus. Itu berarti dynamic UCS telah mengenali bidang itu sebagai UCS yang baru.
    pl2
    Snap ke titik bawah daun pintu, dan buat profil seperti ini.
    pl3
    Aktifkan sweep. Pilih profil pertama sebagai objek yang akan di sweep. Dan pilih polyline yang baru saja anda buat untuk pathnya.
    extrude n sweep
    Sekarang kita akan menambahkan sedikit detail di pintu ini.
    Klik front pada view cube. Anda akan sering menggunakan view control saat bekerja dengan 3D. Usahakan agar anda terbiasa. Buatlah profil seperti ini di bagian dalam pintu. Ingat, pastikan DUCS aktif sebelum anda mulai menggambar. Ukuran terserah anda.
    pl4
    Pastikan dynamic input aktif. Aktifkan extrude. Pilih rectangle itu, gerakkan pointer anda sampai extrusion tampak ke arah yang benar. Ketik 20. Dynamic Input memungkinkan kita mengisi nilai 20 saja, tanpa harus memikirkan nilainya + atau -. Tanpa dynamic input, kita harus mempertimbangkan arah sumbu Z waktu objek dibuat. Searah sumbu positif, nilainya positif. Berlawanan, negatif. Masih benci dengan dynamic input? :)
    Subtract. Pilih panel pintu sebagai yang pertama, enter, lalu pilih hasil extrusion terakhir sebagai pemotong.
    Buat lagi sebuah rectangle di dalamnya, extrude 20. Union daun pintu dan hasil extrusion terakhir.
    union
    Extrude, subtract, extrude, union. Kita akan sering menggunakannya saat menggambar dengan AutoCAD 3D. Ribet? Memang seperti itu caranya :)
    Maaf untuk kali ini saya tidak membahas terlalu detail. Namun jika anda mengikuti tutorial ini berurutan, seharusnya bisa mengikutinya. Jangan lupa, bisa didiskusikan juga di komentar :)
    Sekarang coba buat lagi profil seperti ini di atas hasil kerja kita sebelumnya.
    p5
    Kali ini langsung buat 2 buah rectangle. Aktifkan presspull. Pastikan area yang terpilih seperti berikut.
    presspull
    Gerakkan kembali pointer anda ke dalam pintu, ketik 20. Voila! Awalnya kita harus menggunakan extrude, subtract dan union… Kali ini cukup sekali presspull!
    Sebagai tantangan, buatlah handle pintu untuk melengkapinya.
    Hasil pintu kita akan menjadi seperti ini:
    result

    HANYA INI YG BISA SAYA BERIKAN ...